Senin, 08 Juli 2013

Penelitian Herbal Belum Mendalam

Bandung, Kompas - Penelitian khasiat tumbuhan herbal belum mendalam meski Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi itu. ”Potensi tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Masyarakat butuh dorongan ke arah pemanfaatan potensi itu,” kata Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Anas Subarnas, Senin (8/11).

Anas mengatakan, Indonesia adalah negara terbesar kedua dengan potensi tanaman herbal. Dari sekitar 300.000 tanaman herbal di Indonesia, baru 30.000 jenis yang diketahui khasiatnya. Hal itu disebabkan minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman herbal.


Ia mencontohkan, masyarakat belum banyak tahu khasiat tanaman puspa (Schima wallichii). Melalui serangkaian penelitian yang dilakukan Unpad dan lembaga penelitian di Jepang, diketahui puspa memiliki kandungan senyawa yang cocok untuk pengobatan kanker.

”Masih banyak potensi besar tumbuhan herbal yang mungkin bisa muncul. Namun, hal itu membutuhkan dorongan dana dan transfer pengetahuan dari banyak pihak,” katanya.

Tersisih

Konsultan pengobatan kesehatan dari Kebun Tanaman Obat Sari Alam, Kabupaten Bandung, Oday Kodariyah, mengungkapkan, pemanfaatan tumbuhan herbal di Jawa Barat berpotensi besar. Namun, potensinya tersisih karena masyarakat tidak tahu khasiat dan manfaatnya.

Ia mencontohkan khasiat temu putih (Curcuma zeodaria) yang kerap ditemui tumbuh liar di hutan. Tidak banyak yang tahu bahwa temu putih menjadi salah satu komponen penting dalam menghambat pertumbuhan sel kanker rahim.

Ada juga pegagan (Centella asiatica) yang banyak tumbuh liar di tepi sungai. Pegagan punya kandungan senyawa asia ticosit yang menambah kecerdasan otak. Tanaman lain adalah jombang (Taraxum mongolicum) yang berkhasiat menjaga kekebalan tubuh terhadap penyakit. Bahkan, apabila dikonsumsi secara rutin, tumbuhan jenis gulma ini ampuh memperbaiki sel tubuh yang rusak.

”Pengenalan masyarakat terhadap khasiat tumbuhan herbal ini harus terus ditingkatkan. Sangat disayangkan kalau potensi melimpah itu tidak dimanfaatkan,” tuturnya.

Oleh karena itu, Oday berharap masa depan pemanfaatan obat herbal menjadi tanggung jawab banyak pihak. Saat ini, dengan promosi dan khasiat obat herbal, masyarakat mulai memercayakan kesehatannya pada pengobatan jenis ini. Hal itu menjadi sinyal positif karena turut memberikan semangat peramu obat herbal untuk terus meneliti pemanfaatan tanaman herbal. ”Semakin banyak yang menggunakan obat herbal, pemanfaatan tumbuhan herbal juga bertambah banyak,” katanya.

Ketua Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia Jawa Barat Djadjad Sudrajat mengatakan, kerja sama peramu obat tradisional dan industri harus terus ditingkatkan. Penelitian yang dilakukan oleh peramu obat, kedokteran, dan farmasi bisa menjadi perpaduan yang baik bagi masa depan produksi obat dan kesehatan Indonesia.

”Pemerintah juga harus ikut serta, di antaranya memberikan ilmu mengenai manfaat tumbuhan obat lewat pendidikan sejak dini di sekolah,” ujar Djadjad.

(CHE)


Sumber :
http://health.kompas.com/read/2010/11/09/08562717/Penelitian.Herbal.Belum.Mendalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar