Senin, 08 Juli 2013

Indonesia, Bumi yang Melimpah Obat Alam

Reviewer : Prof. Dr. M. Kuswandi Tirtodiharjo S.U., M.Phil., Apt. - Email : kuswanditirtodiharjo@yahoo.com.

Kita pantas bersyukur lahir dan hidup di Indonesia, negeri yang luas, kaya raya dengan begitu banyak benda berharga di bumi ini dan tanahnya yang subur makmur dan suhu udara yang selalu hangat. Itulah mengapa berkenaan dengan dunia kesehatan, kita prihatin tumbuhan obat yang dahulu banyak dijumpai sekarang sudah mulai menghilang sebagai contoh pohon kina yang dahulu banyak tumbuh dan dipakai sebagai sumber kinin, obat malaria, sekarang jarang dijumpai, dan akibatnya harus mengimport kina untuk membuat kinin tersebut. Menjadi suatu hal yang wajib bagi kita untuk menjaga agar tanaman obat tidak punah dari bumi kita.


Di Fakultas Farmasi UGM dan Universitas lain banyak staf dosen dan mahasiswa farmasi yang tekun meneliti aktivitas kandungan dari berbagai bagian tanaman obat, dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak hanya tanaman obat mempunyai aktivitas sebagai obat, tetapi juga buah, sayuran dan tanaman liar yang selama ini dianggap tak ada manfaatnya ternyata juga banyak yang mengandung senyawa obat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar bumbu dapur-pun mempunyai aktivitas sebagai obat antara lain bawang putih, lombok, ketumbar dan berbagai rimpang seperti jahe, kencur, kunyit, kunyit putih, temu ireng, temu putih. Di fakultas farmasi UGM telah mengembangkan berbagai macam obat dari suatu senyawa yang berada di dalam rimpang kunyit yaitu Kurkumin. Kurkumin dan senyawa molekul hasil modifikasinya menunjukkan berbagai aktivitas seperti antikanker, analgetika dan antibiotika dan sebagainya. Namun sayang walaupun sebagian senyawa turunan kurkumin tersebut telah dipatenkan, muncul kendala untuk membuat obat dengan kandungan senyawa murni secara besar-besaran karena masalah waktu yang cukup lama dan dana besar yang diperlukan untuk membuat obat yang bisa dipasarkan. Disisi lain telah dipasarkan obat atau suplemen yang mengandung ekstrak dari tanaman obat dan yang lebih luas dipakai adalah dalam bentuk jamu dimana rimpang atau bagian tanaman obat dicampur atau sendirian diolah untuk dipakai sebagai obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan.

Sejak akhir tahun 70-an, saya dan teman-teman dosen di fakultas farmasi UGM meneliti berbagai bagian tanaman obat yang mempunyai berbagai aktivitas. Hasil penelitian yang telah dipublikasi antara lain ekstrak tanaman yang dapat membunuh sel kanker seperti daun mimba, kunyit putih, temu ireng, daun bunga pukul empat, daun sirsak, daun dan buah mengkudu (pace), daun mahkota dewa. Tanaman lain untuk menurunkan hipertensi seperti ketumbar dan ekstrak daun kumis kucing; sebagai penghancur batu ginjal seperti daun kumis kucing, keji beling, tempuyung; sebagai antibakteri seperti minyak atsiri kayu manis, saga, cengkeh, daun sirih, daun bandotan, daun bawang putih, anggur ; sebagai antivirus seperti daun pepaya, daun cangkringan dan daun bawang putih anggur; sebagai antiplasmodia misalnya ekstrak tanaman meniran , ekstrak akar pasak bumi; dipakai untuk menurunkan lemak antara lain ekstrak belimbing wuluh, dan masih banyak yang lain. Berbagai bahan makanan, sayur dan buah ternyata juga sekaligus sebagai obat seperti tempe kedelai dapat membunuh sel kanker dan dipakai oleh penderita DM sebagai obat diabetes, daun seledri dan timun untuk antihipertensi, bagian buah yang putih dari semangka banyak dipakai oleh penderita DM.

Ada hal yang membuat saya agak geram , yang pertama karena di Jakarta terdapat laboratorium perusahaan dari Eropa yang mempekerjakan puluhan sarjana Indonesia untuk meneliti berbagai tanaman obat, termasuk kerokan kulit pohon di hutan dan tanah di hutan untuk mencari senyawa yang dapat membunuh bakteri. Bila mereka dapatkan senyawa aktif yang ampuh sebagai obat maka mereka akan produksi secara besar-besaran dan dikembalikan ke Indonesia dengan harga mahal. Kedua , banyak peneliti Barat yang datang sebagai turis ke Indonesia yang berniat mengambil bagian tanaman obat untuk di bawa ke negerinya, dimana disana dilakukan kultur jaringan sehingga dari satu daun muncul ribuan tanaman yang ditanam didalam “green house” dengan suhu dibuat yang sama dengan di Indonesia, sehingga suatu waktu bila semua pohon obat di Indonesia musnah maka mereka di Barat siap menjual tanaman itu ke Indonesia dan tentu dengan harga mahal.

Harapan kami bahwa ada kerjasama yang harmonis antara para peneliti di perguruan tinggi dengan para produsen obat yang memakai tanaman obat, terlebih produsen obat tradisional karena diperlukan dana besar untuk selain masih perlu menggali sumber obat dari alam baik tanaman , hewan, mikroba atau benda benda berkhasiat obat, juga diperlukan untuk meneliti kandungan tanaman yang bisa dipakai sebagai identifikasi kandungan aktif sehingga takaran obat tradisional menjadi terbakukan, demikian pula untuk mencari formulasi yang tepat dan juga untuk mencegah terjadinya toksisitas di dalam pemakaiannya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.


Sumber :
http://farmasi.ugm.ac.id/mipto/review-penelitian-163-indonesia-bumi-yang-melimpah-obat-alam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar