Sabtu, 15 Agustus 2009

Obat Herbal, Alternatif Sembuhkan Penyakit


Obat-obatan dengan menggunakan bahan-bahan alami (herbal) saat ini menjadi alternatif dalam penyembuhan berbagai macam penyakit, dengan efek samping yang minimal dibandingkan obat-obatan kimia. Hal itu mengemuka pada Seminar Perkembangan Herbal dan Penggunaannya dalam Bidang Kesehatan bersama Tolak Angin dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatra Selatan (Sumsel), di Palembang, Sabtu (8/8).
Namun sejumlah pembicara kalangan ahli farmasi dan dokter maupun kalangan produsen obat herbal, mengemukakan perlunya kejelasan pemakaian dan penggunaan obat herbal yang pembuatannya juga melalui standard medis yang layak. Apalagi kenyataannya, mayoritas penduduk dunia telah menggunakan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan utama herbal untuk mengobati berbagai gejala penyakit yang mereka alami. Peluang itu, dimanfaatkan pabrik yang memproduksi obat-obatan herbal dan terus tumbuh sampai saat ini.

Mengupas Kehebatan Obat Herbal Tradisional

Hari Sabtu, 26 Agustus 2006 Sekolah Farmasi menggelar Seminar Sehari Herbal Up-Date. Seminar ini mengambil tempat di Aula Timur pada pukul 08.00 sampai 15.30 WIB. Seminar yang mengundang dosen dan kalangan industri obat ini bertajuk "Dari Obat Herbal Tradisional Menuju Herbal Biomolekuler".Seperti yang terlihat jelas dari judulnya, seminar ini diadakan untuk memberikan wacana baru mengenai manfaat obat herbal tradisional ditilik dari sisi biologi molekulernya.

2010, UI Punya Program S2 Herbal


Indonesia kaya akan sumber daya alam dan budaya. Sayangnya, penggaliannya di dalam negeri masih terbatas. Akibatnya, produk-produk unggulan Indonesia malah dipatenkan oleh pihak asing.
Menyadari hal tersebut, Universitas Indonesia (UI) membuka Program Studi Herbal Indonesia untuk tingkat pascasarjana. Program studi tersebut merupakan hasil kerjasama antara UI dan Martha Tilaar Group. Penandatanganan nota kesepakatan bersama pembukaan program itu dilakukan oleh kedua pihak pada hari ini, Kamis (30/7), antara Rektor UI Prof. Dr. der soz. Gumilar R Soemantri dan Dr Martha Tilaar.