Sabtu, 15 Agustus 2009

Obat Herbal, Alternatif Sembuhkan Penyakit


Obat-obatan dengan menggunakan bahan-bahan alami (herbal) saat ini menjadi alternatif dalam penyembuhan berbagai macam penyakit, dengan efek samping yang minimal dibandingkan obat-obatan kimia. Hal itu mengemuka pada Seminar Perkembangan Herbal dan Penggunaannya dalam Bidang Kesehatan bersama Tolak Angin dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatra Selatan (Sumsel), di Palembang, Sabtu (8/8).
Namun sejumlah pembicara kalangan ahli farmasi dan dokter maupun kalangan produsen obat herbal, mengemukakan perlunya kejelasan pemakaian dan penggunaan obat herbal yang pembuatannya juga melalui standard medis yang layak. Apalagi kenyataannya, mayoritas penduduk dunia telah menggunakan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan utama herbal untuk mengobati berbagai gejala penyakit yang mereka alami. Peluang itu, dimanfaatkan pabrik yang memproduksi obat-obatan herbal dan terus tumbuh sampai saat ini.

Menurut dr H Hibsah Ridwan MSc, Wakil Ketua IDI Sumsel, pengobatan herbal sebenarnya tidak asing lagi di Indonesia, bahkan sejarah pengobatan dan terapi di Indonesia dimulai dengan metode herbal. Berdasarkan penelitian, ternyata banyak kalangan medis juga telah menggunakan obat-obatan jenis ini. "Apalagi sejauh ini, herbal tidak bermasalah dengan tubuh," kata nya.
Namun diingatkan, kebanyakan obat-obatan herbal yang dijual di pasaran tanpa menyertakan dosis yang tepat, sehingga tidak diketahui berapa lama waktu konsumsi mesti dijalankan. Kalangan medis juga masih meragukan obat herbal itu, terutama berkaitan dengan dosis, standardisasi, efek toksiditas serta prosedur lainnya. Karena itu, pembuatan obat-obatan herbal perlu mendapatkan regulasi yang jelas.
Regulasi
Menurut ahli farmasi dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Dr dr MT Kamaluddin MSc SpFK, sekitar 35 persen negara belum mempunyai aturan yang jelas tentang regulasi obat-obatan herbal ini, apakah sebagai makanan tambahan, suplemen atau obat.
Dia menyebutkan pula, terdapat 109 negara yang tidak memiliki kepastian tentang khasiat obat-obatan herbal, antara lain karena material yang diambil dari tumbuh-tumbuhan untuk menyembuhkan itu tidak disertai komposisi dosis yang tepat.

Tapi dia membenarkan bahwa pada dunia kedokteran sendiri, sudah banyak obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan herbal.
Pembuatannya dicampur dengan zat-zat ekstrak tumbuh-tumbuhan sesuai dengan dosis dan kadar yang tepat. Pasien juga cenderung memilih alternatif pengobatan herbal, dengan anggapan lebih memberi kesembuhan sempurna dibanding obat-obat farmasi umumnya. Namun penggunaan obat herbal itu, seharusnya disertai dengan petunjuk yang tepat.

Menurut Irwan Hidayat yang juga Direktur Utama PT Sido Muncul, sejumlah produk herbal yang dikeluarkan perusahaan itu seperti Tolak Angin telah mendapatkan Sertifikat Obat Herbal Berstandar (OHT). Karena itu, produk herbal tersebut telah memenuhi prosedur standardisasi penggunaan bahan-bahan dan uji preklinis sesuai dengan regulasi yang dicanangkan.
Pihaknya mengajak dunia kedokteran lebih mengenal obat-obatan herbal, mengingat semua dokter adalah ilmuwan. Apalagi potensi sumber obat herbal di Indonesia sangat melimpah, sekaligus untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki negeri ini. (ant/rin) (9 Agustus 2009)

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/68074/Obat_Herbal_Alternatif_Sembuhkan_Penyakit
16 Agustus 2009

1 komentar:

  1. obat dan racun memiliki perbedaan yang tipis, obat dapat menjadi racun bila dosisnya salah, sudah seharusnya obat-obatan herbal memiliki informasi yang jelas mengenai dosis pemakaian, sehingga aman dipakai

    BalasHapus